Lantai Basah
Cleaning Service :
“Janganko lewat duuuluu.. Basah.ki itu..” (Sambil menutup pintu masuk jurusan
dan kembali ngepel)..
Mahasiswa
: “Tidak kotorji sepatuku..Ada urusanku diatas.. (Ngebet mau masuk jurusan)..
Cleaning Service :
“Awasko nQah.. Kutanya Bu Nur/ Ketua Jurusan Fisika..” (Masuk ke WC ngebersihin
kain pel)..
Mahasiswa
: “hihihi..“ (Cengingisan dengan mata melihat pergerakan si cleaning service
terus ngindap2 masuk ke dalam jurusan)..
Cleaning Service :
“Dehhh.. Bekas sepatunya mi sapa itu?? Kotornaaa.. Awasko, kuhapal mukanu”..
(kembali ngepel)..
Hari
itu, aku pikir akan telat pergi ngampus. Sampai di kampus jam 8, ternyata pintu
jurusan fisika belum terbuka. Sedikit kesal dengan tukang kuncinya, kutuliskan
keluhanku di Facebook. Beberapa menit menunggu di depan jurusan, akhirnya
tukang kuncinya pun datang.
Duduk
di depan ruangan Ketua Jurusan sambil bermain dengan barang kesayanganku (tentu
saja Laptopku yang selalu menemaniku dan mendengarkan ceritaku). Tiba-tiba saja
seorang cleaning service datang dan memulai pekerjaannya.
Dipanggil “Kak Ika” kata teman-temanku (kalau pendengaranku tidak salah waktu
itu). Yah. Sebut saja Kak Ika adalah nama dari cleaning service itu
yang setiap harinya bekerja di jurusan Fisika. Aku tertarik menulis tentangnya
saat mendengarnya membentak banyak mahasiswa.
Cleaning Service :
“Janganko lewat duuuluu.. Basah.ki itu..” (Sambil menutup pintu masuk jurusan
dan kembali ngepel)..
Mahasiswa
1 : “Tidak kotorji
sepatuku..Ada urusanku diatas.. (Ngebet mau masuk jurusan)..
Cleaning Service :
“Awasko nah.. Kutanya Bu N**/ Ketua Jurusan..” (Masuk ke WC ngebersihin pel)..
Mahasiswa
2 : “hihihi..“
(Cengingisan dengan mata melihat pergerakan si cleaning service terus ngindap2
masuk ke dalam jurusan)..
Cleaning Service :
“Dehhh.. Bekas sepatunya mi sapa itu?? Kotornaaa.. Awasko, kuhapal mukanu”..
(kembali ngepel)..
Beberapa saat kemudian..
Mahasiswa
2 : (Membuka pintu
jurusan, jinjit-jinjit masuk ke jurusan)..
Cleaning Service : “Ehhhh..
Ehhhh.. Kooootor lagi.. Baaaaasahki, Baaaaasahki, Baaaaasahki itu”.. (Tangannya
yang memegang tongkat pel ditarik keatas bermaksud ingin memukul untuk
menakut-nakuti mahasiswa itu)..
Mahasiswa
2 : “Hehehe.. Tidakji kak
Ika.. Bersihji sepatuku eeeeee..”
Cleaning Service :
“Jilat.mi itueeee kalau bersihhhhh.. Yeeeee’, kotormi lagi.. Awasko,
kulaporko bu N**.. Dosen saja beranika bilangi kalau basah.i..” (Kembali untuk
kesekian kalinya membersihkan lantai itu)..
Beberapa saat kemudian, Ketua Jurusan
melintas..
Dengan
memperhatikan lantai, beliau pun kemudian dengan hati-hati berjalan mencari
bidang lantai yang cukup kering untuk dilalui.
Cleaning
Service : “Buuuu.. Masih basah.ki kodong buuuu”.. (Dengan
nada rendah dan bibir agak manyun, tapi tetap berusaha untuk menghormatinya)..
Dosen
1
: (lewat begitu saja)
Cleaning
Service : “Ihhhhh baaaapakk..
Setidaknya
itulah beberapa keributan yang begitu detail kuperhatikan saat duduk
menyaksikan mereka semua (Mahasiswa, Cleaning Service dan juga dosen). Kejadian
itu sungguh membuatku tertawa beberapa kali. Berbeda dengan banyak cleaning
service yang kutemui di berbagai tempat. Disaat ada saja orang yang
mengganggu perkerjaannya, mereka hanya bisa terdiam dan tidak melakukan apa-apa. Cleaning
Service yang ada di jurusanku ini, cerewetnya bukan main. Sangat
berani mengeluh ke dosen saat pekerjaannya dihalangi ataupun terganggu.
Sempat
kudengar juga dia berbicara saat sedang mengepel ulang lantai 1 jurusan itu,
dan aku hanya bisa tersenyum mendengarnya.
Cleaning
Service : “Kau kita gampang pekerjaanku.. Dari pagi sampe
sorema disini, kau kira tidak capekka.. Awaskoooo....., Prof. S**** saja
berani.ka larang.i lewat kalau masih basah.i, apalagi kau jiiiiiiiiiii cee’,
mahasiswa jako.. Kutanyako bu N**..”
Disaat
banyak mahasiswa yang berlalu melintasi lantai yang masih setengah kering itu,
aku masih saja duduk terdiam menatapi setiap jejak langkah mereka. Yah kotor
lagi, pikirku. Aku saja yang sangat ingin bergerak pindah karena ada perkerjaan
yang menanti dan mendesak, masih takut untuk melintasi lantai itu. Bukan takut
dengan tongkat pelnya kak Ika, tapi takut mengotori lantai itu. Walaupun belum
pernah menjadi seorang Cleaning Service jurusan, tapi tetap
saja, bagi mereka yang sering ngepel di rumahnya pastilah ngerasain kekesalan
saat lantai yang masih basah, yang dengan susahnya dibersihin, dilalui oleh
adik/kakaknya dan terpaksa mengepel ulang. Sulitkah untuk menunggu sedikit saja
sampai lantainya kering? Alasannya “Adami dosenku, terlambatka nanti masuk
kelas”.
Mungkin
banyak orang yang menganggap bahwa pekerjaan seorang Cleaning
Service itu adalah pekerjaan yang tidak terlalu penting jadi mereka
juga tidak pernah menganggap penting (menghargai) seorang Cleaning
Service. Hanya karena mereka memiliki pendidikan yang lebih tinggi
dibandingkan seorang Cleaning Service. Hanya karena mereka membayar
SPP dan selalu berpikir berhak atas segalanya termasuk berjalan seenaknya di
atas lantai yang masih basah.
Mario Teguh Keliru
“Manusia terindah adalah manusia yang
bermanfaat untuk saudaranya (Mario Teguh)”. Sudah jelas manfaat dari
seorang Cleaning Service, tapi apa manfaat kalian untuk mereka??
Hanya membebani mereka dengan sepatu kotor kalian di lantai basah.
“Hadiah pertama bagi orang yang melakukan
kebaikan adalah kebaikan (Mario Teguh)”. Hadiah pertama bagi seorang Cleaning
Service yang melakukan kebaikan adalah jejak sepatu kotor di lantai
basah.
NOTE:
Tulisan
ini tertuju ke mereka yang kurang menghargai pekerjaan orang lain. Bukan hanya
mereka, tapi aku juga.
subbhanollah... menginspirasi... :p
BalasHapusHahahah..
HapusIya dong kak.. ^_^
keren sekali cantikk
BalasHapusAlhamdulillah...
BalasHapusMakasih syang.. ^_^
Update.ki juga blog.ta syang..