Postingan

Kenangan Terindah

“Jadikan ini perpisahan yang termanis, yang indah dalam hidupmu, sepanjang waktu. Semua berakhir tanpa dendam dalam hati, maafkan semua salahku yang mungkin meyakitimu” Tidak ada lagi alarm pukul 05.00 WITA yang terbunyi. Tidak ada lagi suara aneh yang terdengar saat saya terbangun . Tidak ada lagi panggilan “Lebba” dan colekan menggelikan dari mereka saudara sekaQmar 3 bulan ini (Sri dan Ulfa). Tidak ada lagi orang yang bisa saya ajak bertengkar tiap harinya karena wajahnya yang begitu menjengkelkan tapi begitu dirindukan (Husnia). Tidak ada lagi dia yang selalu menjadi orang tua tunggal kami (Fitri). Tidak ada lagi dia yang dengan ekspresi lucunya sambil garuk-garuk kepala (DD). Tidak ada lagi dia yang sering membuat kami tertawa karena kelinglungannya (Riska). Tidak ada lagi mereka yang tiap pagi membuat saya tertawa sendiri karena melihat gaya lucu mereka tertidur (Arif dan Darwis). Tidak ada lagi dia yang sering memukul saya begitu kerasnya padahal badannya jauh lebih keci

Lantai Basah

Gambar
Cleaning Service    : “Janganko lewat duuuluu.. Basah.ki itu..” (Sambil menutup pintu masuk jurusan dan kembali ngepel).. Mahasiswa             : “Tidak kotorji sepatuku..Ada urusanku diatas.. (Ngebet mau masuk jurusan).. Cleaning Service    : “Awasko nQah.. Kutanya Bu Nur/ Ketua Jurusan Fisika..” (Masuk ke WC ngebersihin kain pel).. Mahasiswa             : “hihihi..“ (Cengingisan dengan mata melihat pergerakan si cleaning service terus ngindap2 masuk ke dalam jurusan).. Cleaning Service    : “Dehhh.. Bekas sepatunya mi sapa itu?? Kotornaaa.. Awasko, kuhapal mukanu”.. (kembali ngepel).. Hari itu, aku pikir akan telat pergi ngampus. Sampai di kampus jam 8, ternyata pintu jurusan fisika belum terbuka. Sedikit kesal dengan tukang kuncinya, kutuliskan keluhanku di Facebook. Beberapa menit menunggu di depan jurusan, akhirnya tukang kuncinya pun datang. Duduk di depan ruangan Ketua Jurusan sambil bermain dengan barang kesayanganku (tentu saja Laptopku yang selalu menema

Menjadi Penalaran

LANGKAHKU MENJADI PENALARAN Ruang Senat gedung Rektorat Universitas Negeri Makassar (UNM) tanggal 13 Januari 2013, 400 lebih mahasiswa UNM dari berbagai fakultas duduk bersama sebagai calon anggota Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM-P) UNM. Dengan sebuah dorongan yang kuat dari penasehat akademikku (Pak Subaer), akupun berada diantara 400 lebih mahasiswa itu.  Technical Meeting  saat itu membahas tentang tes-tes yang harus kami lewati 2 minggu kedepannya untuk dapat lolos masuk di daftar 120 calon laskar nalar. Dimulai dari Wawancara,  Focus Group Discussion , dan Tes Tertulis, itulah 3 hal yang harus kami taklukkan. Rasa takutku dimulai saat mendengar kata “ Discussion ”. Selama menuntut ilmu, diskusilah hal yang paling aku benci. Kenapa? Karena diriku sangat sulit untuk berpendapat dan saat itu juga, pikiranku mulai dikerumungi oleh segerombolan kata “Mampukah saya?”. WAWANCARA Kamis, 17 Januari 2013, tes pertamaku dimulai dengan wawancara di Rumah Nalar (RN). Berangkat